Pagi itu Senin 29 September 2008 tepatnya hari terakhir saya kerja sebelum libur Lebaran, saya ada janji untuk ngopi dengan sobat kopi saya yaitu bro Hendri. Niatnya sih habis pulang kantor di Spinelli Coffee, tapi terpaksa dimajukan pas jam istirahat siang karena hari itu Spinelli Coffee operasionalnya cuma sampai jam 14.00. Sekedar informasi acara ngopi siang nanti cukup spesial karena melibatkan 2 orang cupper cilik yaitu Michael & Sydney, yang tidak lain dan tidak bukan adalah anak dari bro Hendri.
Saya sampai di Spinelli Coffee sekitar jam 12.15, ternyata di sana sudah menunggu bro Hendri dan 2 orang cupper ciliknya yaitu Michael & Sydney. Untungnya mereka juga baru datang jadi belum menunggu lama. Oya, Spinelli Coffee berada di Setiabudi One A-118 Lt Dasar.
Seperti biasa, saya pesan single espresso. Saya tanya bro Hendri “mau pesan apa?” dijawab “double espresso”. Selanjutnya saya tanya ke Michael & Sydney, “mau minum apa, ice chocolate?” “Gak mau, mau yang ada kopinya tapi yang dingin,” itu jawaban spontan dari mereka. Tanpa menunggu lama saya langsung pesan 1 single espresso, 1 double espresso dan 1 mocha iced.
Sambil menunggu pesanan kami dibuat, saya dan bro Hendri sempat melihat-lihat ke dalam area bar. Sedangkan Michael dan Sydney sedang asyik membaca majalah otomotif seperti pada foto di bawah ini.
Di sini menggunakan 2 mesin espresso, yaitu 1 Rancilio Epoca 2 Group dan 1 Rancilio Epoca 1 Group. Tetapi yang kami lihat hanya Epoca 2 Group yang selalu digunakan.
IMHO single espresso Original Blend Spinelli Coffee :
Penampilan : Cup demitasse tipis dan panas.
Crema : Tipis.
Aroma : 5 — Earthy, Acid Choco, Grainny, Alcoholy.
Flavor : 5 — Earthy, Bitter Choco.
Acid : 6 — Tangy.
Body : 5 — Light.
Aftertaste : 5 — Bitter Choco, Woody, Floral.
Balance cup : 4 — Tangy Acidic and Light Body.
Total : 30.
Ini lho double espresso pesanan bro Hendri. Oleh bro Hendri sempat dicium aromanya sebentar dan langsung di-seruput. “Nice aroma, bitter choco taste, medium acid & light body,” itulah komentar dari bro Hendri. Selanjutnya, inilah yang membuat saya kaget bercampur senang karena Michael & Sydney bergantian minum double espresso itu. Pada saat mereka minum dan sesudah minum pun tidak ada reaksi yang berlebihan walaupun yang mereka minum itu double espresso tanpa gula sama sekali, seakan-akan mereka sudah terbiasa dengan espresso. Simak komentar yang keluar dari mulut Michael yang masih berusia 9 tahun, “Bitter, lebih enak espresso yang biasa diminum di rumah.” Sebuah jawaban yang polos, sama seperti ketika ditanya bagaimana kunjungan sekolah ke Pabrik Kopi Aroma Bandung : “Dirty.”
Untuk mocha iced yang mereka minum, Sydney hanya berkomentar pendek “Kopinya gak berasa.” Untuk mocha iced saya lupa mengambil gambarnya, sama seperti biscotti almond yang saya makan. Bicara biscotti dari rasa dan harga saya pribadi lebih menyukai rasa biscotti Les Classiques Kemang.
Wah waktu terasa begitu cepat sudah 13.20, sudah waktunya saya kembali berkutat dengan pekerjaan di kantor. Semoga lain waktu saya bisa ngopi bareng cupper cilik ini lagi.
Disclaimer only :
- Review ini dibuat berdasarkan apa yang dirasakan lidah saya, yang belum tentu sama dengan yang dirasakan lidah orang lain.
- Review ini dibuat oleh saya dengan kapasitas yang masih pemula.
- Review ini dibuat secara jujur & obyektif, tanpa ada niat untuk melebih-lebihkan atau menjelek-jelekkan atau membanding-bandingkan dengan tujuan untuk menguntungkan atau merugikan atau mendiskreditkan pihak-pihak tertentu.
- Review ini bukan merupakan promosi atau propaganda pihak-pihak tertentu.